Kata
Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Tayfiq dan hidayahNya padi kita sehingga kita masih diberi kesempatan untuk beraktifitas berbuat sesuatu untuk melaksanakan kwajiban sebagai sarana pengabdian kita padaNya. Sholawat salam kita sanjungkan pada Nabi Akhiruzzaman yang selalu kita nantikan syafaatnya besok diyaumil qiyamah.
Sesuatu yang ada dimuka bumi ini semua atas Kuasa dari Allah SWT, termasuk diantaranya berdirinya Pendidikan Diniyah di Dk. Sanggrahan, Jetiswetan, Pedan ini bermula dari adanya kekhawatiran para Tokoh Masyarakat didukuh tersebut juga tak lepas dari dorongan tokoh masyarakat yang tinggal diperantauan. Pemikiran itu pun mendapat respon yang positif dari sebagian masyarakat yang sudah aktif didalam ibadahnya.
Respon itupun akhirnya direalisasikan dengan cara mendatangkan seseorang yang diharapkan mau berjuang mngabdikan diri pada Agama juga masyarakat. Para tokoh Masyarakat akhirnya mendatangkan seorang sosok yang dianggap bisa & mau berjuang diPedan. Beliau seorang Alumnus Pondok Pesantren Al Huda Doglo ,Cepogo, Boyolali. Para tokoh masyarakat itupun menemuinya ditempat asalnya yaitu didaerah Kaligentong kulon, Kaligentong Ampel Boyolali, sebuah desa yang ada diwilayah yang berdekatan dengan Tempat yang bersejarah yaitu Makam Syeih Maulana Maghribi tepatnya Di Pantaran, Ampel. Adapun profil lengkapnya adalah, Nama;: Lilik Murodi,S.Sy yang lahir di Boyolali 23 Januari 1973 yang saat itu merupakan penganten baru yang kurang lebih baru 3 (Tiga) bulan nikah dengan seorang gadis pilihanya bernama Salis Wafiqatul Khoiriyyah yang juga alumnus Pesantren yang sama.
Tokoh ini memang awalnya memangnya diminta oleh masyarakat tersebut supaya bisa berjuang di wilayah Pedan. Maka sekitar bulan Nopember 1997 Beliau dihadirkan tepatnya Bulan Romadlon, sebagi momentum memulai kiprahnya ditengah masyarakat yang awam dan didaerah abangan. Makanya setelah semua direncanakan dengan matang beliau udah siap datang & mau bergabung dengan masyarakat Sanggrahan. Itu semua bisa terwujud atas dorongan istri tercintanya yang rela ditinggal sementara untuk mengabdikan dirinya pada masyarakat, juga dorongan dari Orang tuanya.
Setelah 1 (satu ) bulan penuh mengadakan kegiatan Romadlon mulai dari Sholat Tarawih, Tadarus, Juga merintis kegiatan Taman Pendidikan Alqur’an, maka tepatnya diakhir bulan romadlon Kamipun berpamitan pada Takmir Masjid juga para tokoh masyarakat tak lupa minta maaf kepada semuanya selama 1 bulan bergaul tentunya banyak kesalahan dan Alhamdulillah kami dapat respon positif.setelah Khotbah Idul Fitri kami pun berpamitan dengan masyarakat .
Akan tetapi selang 1 minggu selepas Idul Fitri para tokoh masyarakat pada silaurrahi ketempat kami, yang intinya memohon kami untuk kembali ke Sanggrahan untuk merintis dan meneruskan kegiatan yang sudah diadakan kala bulan suci Romadhon. Sebagai alumnus Pesantren Perminy=taan semacam itu adalah hal sangat megharukan, karena ternyata kami nbisa diterima ditengah masyarakat yang sangat aneh buat kami sekaligus tantangan buat kami.
0 comments:
Post a Comment